Allah Cinta Kepada.....
Cinta, sebuah kata yang memiliki sejuta makna. Didamba dan dibutuhkan oleh setiap insan, dari balita hingga lansia. Cinta, sulit dimengerti dan diartikan dengan kata-kata, namun cukup sempurna pemahaman dalam rasa. Memang, cinta bukanlah segalanya di dunia, namun ketiadaan cinta tentunya akan membuat kehidupan terasa tawar, hambar, ibarat sayur tak berbumbu. Bahkan boleh jadi, ketiadaan cinta akan menghilangkan keseimbangan tatanan kehidupan. Karena, efek dari ketiadaan cinta adalah hilangnya kemauan untuk berjuang, kosongnya harapan, musnahnya impian, menjauhnya keinginan, bahkan hilangnya kemauan untuk beribadah kepada Dzat Yang Maha Tunggal, Allah Rabb semesta alam.
Cinta adalah salah satu fitrahnya manusia, sebagaimana tersurat pada kedua firman Allah swt berikut ini:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali Imran : 14)
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. “ (QS. Ar Rum ayat 21)
Cinta adalah satu hal yang senantiasa membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa refleksi dari adanya cinta adalah perjuangan dan pengorbanan. Untuk mendapatkan sebuah cinta yang diharapkan, seorang manusia akan dapat berkorban harta benda, waktu dan tenaga. Bahkan, tak sedikit manusia yang akhirnya harus menghembuskan nafas terkahirnya dalam perjuangan untuk meraih sebuah cinta. Kita dapat melihatnya pada kisah Romeo dan Juliet atau Laila dan Majnun, betapa mereka dapat saling melepaskan nyawa hanya untuk mendapatkan cinta yang hanya sementara.
Sebagai umat muslim, kitapun tidak dilarang untuk mencinta maupun dicinta. Karena islam pun telah mengakui bahwa cinta adalah fitrahnya manusia, cinta bisa datang tanpa diundang dan pergipun tanpa sepatah kata. Islam tidak pernah melarang umatnya untuk saling mencinta. Justru islam adalah agama yang penuh dengan cinta, yang mengajarkan umatnya untuk selalu saling mencinta satu sama lain. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk saling mencintai satu sama lain. Berikut ini adalah hadits-hadits yang mengindikasikan bahwa islam adalah agama yang mengakui dan menjunjung tinggi rasa cinta:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman pada Hari Kiamat, “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR. Muslim; Shahih)
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidak maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai: Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
“Tidaklah seseorang diantara kalian dikatakan beriman, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu bagi dirinya sendiri.”
“Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (HR. Muslim)
Cinta adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada seluruh manusia. Namun, ditangan manusia banyak sekali cinta yang suci akhirnya ternoda, sia-sia, atau justru menjauhkannya dari cinta kepada Sang Maha Pemberi Cinta itu sendiri.
Berharap dan berjuang untuk dicintai oleh orang yang kita cintai boleh-boleh saja. Tapi berharap, berjuang, dan berkorban untuk mendapatkan cinta Illahi adalah sebaik-baik harapan, perjuangan dan pengorbanan. Sebagai seorang muslim, wajib bagi kita untuk senantiasa mengaharapkan cinta dari Allah swt, karena hanya ke sisi-Nya lah tempat kembali kita kelak. Maka dari itu, seyogyanya kita untuk senantiasa berusaha menjadi hamba yang selalu dicintai oleh-Nya.
Pada dasarnya, langkah-langkah untuk mendapatkan cinta dari Allah swt adalah sama dengan ketika kita berusaha untuk mendapatkan cinta dari seseorang yang kita cintai. Intinya adalah kita selalu berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang Allah inginkan dari umatnya. Kemudian, pemahaman dan pengertian tersebut direfleksikan dalam amalan nyata, baik amalan hati, jasmani, maupun amalan rohani. Kalau kita mampu mengamalkan apa-apa yang dicintai oleh Allah swt tentunya kita pun akan secara otomatis memperoleh cinta-Nya. Lalu, apa saja sih yang di sukai dan dicintai oleh Allah swt itu? Di dalam Al Quran Allah swt telah memberikan bocoran-Nya mengenai sifat-sifat manusia yang akan mendapatkan Cinta-Nya. Berikut ini adalah beberapa sifat yang dicintai Allah swt sesuai dengan firman-firman-Nya, yang apabila kita mampu untuk mengamalkannya, niscaya Allah pun akan mencintai kita.
1. Orang yang Berbuat Baik
“Berinfaklah di jalan Allah dan janganlah kalian campakkan tanganmu ke dalam kehancuran, berbuatlah baik, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik .” (QS. Al-Baqarah: 195)
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang mampu menahan amarah serta pemaaf terhadap kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ali-Imran 134).
“… Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 112).
“Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 158).
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36)
2. Orang yang Bertaubat dan Menyucikan Diri
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang selalu bertaubat dan mencintai orang-orang yang selalu menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benar taubat.” (QS. At-Tahrim: 8 ).
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobatlah kepadaNya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada batas yang telah ditentukan…” (QS. Hud: 3).
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (QS. Ali Imran: 123).
Rasulullah bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari).
3. Orang-orang yang Mengikuti Jejak Rasulullah
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imron: 31).
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutus Rasul untuk menjadi penjaga mereka.” (QS. An-Nisa: 80).
4. Orang yang Bertakwa
“… Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali-Imron: 76).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqon (pedoman) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. Al-Anfal: 29).
“… Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4).
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
5. Orang yang Sabar
“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imron: 146).
“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).
“Wahai orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu dan tetaplah bersiap siaga serta bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mencapai kemenangan.” (QS. Ali Imron: 200).
“… dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan.” (QS. Luqman: 17).
6. Orang yang Bertawakkal
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.” (QS. Ali Imron: 159).
“… Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhannya….” (QS. Ath-Thalaq: 3).
“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (sempurna) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, serta hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2)
“Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku kembali .” (QS. Hud: 88)
7. Orang yang Berlaku Adil
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al-Maidah: 42)
“Sesungguhnya Allah menyuruhmu berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. Am-Nahl: 90).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil itu di sisi Allah kelak berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Yaitu mereka yang bertindak adil dalam memutuskan hukum dan bertindak adil terhadap bawahan mereka.” (HR. Muslim)
8. Orang yang Berperang di Jalan Allah
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang untuk membela agama-Nya, dalam barisan yang teratur rapi, seolah-olah mereka sebuah bangunan yang tersusun kukuh” (QS. As-Shoff: 42)
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah 216)
“Dan berjuanglah kamu pada jalan Allah dengan perjuangan yang sebenar-benarnya…” (QS. Al-Hajj: 78)
9. Orang yang Mencintai Allah
“Dan diantara manusia itu ada yang mempertuhankan sesuatu yang lain daripada Allah sebagai tuhan-tandingan; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Orang yang beriman hanya mencintai Allah semata. …” (QS Al Baqarah: 165)
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imron: 31).
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”.” (QS. At-Taubah: 24)
“Barangsiapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barangsiapa tidak mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya” (HR. Bukhari).
“Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat dalam dirinya ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah; dan tidak mau kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah darinya sebagaimana dia tidak mau kalau dicampakkan ke dalam api.” (HR. Al-Bukhari-Muslim)
10. Orang yang Mencintai Sesamanya
“Ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan Dia; mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang beriman.” (QS. Al-Maidah 54)
“Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (HR. Ath-Thabrani).
“Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (HR. Na’im melalui Ibnu Abbas ra.).
“Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya.” (HR. Turmudzi).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman pada Hari Kiamat, “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR. Muslim; Shahih)
Demikianlah Allah swt telah memberikan penjelasannya secara gamblang mengenai hamba-hamba yang dicintai-Nya. Selebihnya, bergantung kepada manusia itu sendiri, apakah ia akan berjuang untuk mendapatkan cinta dari Allah swt atau tidak? Apakah manusia tersebut mau berjuang untuk mendapatkan Cinta Allah swt atau hanya mengharapakan dan mengejar cinta sesaat di dunia saja?
diambil dari : http://www.syahadat.com/islam/dalil/215-allah-cinta-kepada